Sabtu, 03 November 2012

SEJARAH HUBUNGAN AGAMA DAN SAINS

Pola Konflik Agama dan Sains
·         Galileo (Abad ke-15 M)
·         Newton (Abad ke-17 M)
·         Darwin (Abad ke-19 M)
·         Einstein (Abad ke 20 M)

Konflik Agama dan Sains
Konflik antara agama dan sains telah dimulai sejak abad 15, ketika Galileo menentang paham geosentris (bumi merupakan pusat tata surya) yang dianut oleh gereja.
         Galileo dianggap mengingkari keyakinan agamanya (kristen) bahwa bumi adalah pusat edar tata surya.
         Ketaksesuaian agama dan sains berlanjut hingga masa sesudahnya (masa Newton / masa sains modern).

Transformasi Sains
Sejarah sains Eropa masa kebangkitan (abad 14 dan 15) mencatat bahwa sains muncul tidak hanya dalam rangka melepaskan hegemonik gereja sebagai institusi pemegang kekuasaan tertinggi, tetapi juga sebagai momentum transformasi sains ke dalam utilitas teknik (aplikasi nyata).


Sains Modern
         Para ahli sejarah sepakat bahwa sejarah perkembangan sains modern beserta aplikasi teknologi yang ada sekarang diawali oleh Newton (mekanika klasik).
         Mekanika klasik Newton berdampak besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan saat itu.
          Konsep mekanika klasik Newton bersifat mekanistik deterministik (apabila kondisi awal dari sesuatu dapat ditentukan, maka kondisi berikutnya dapat diprediksi secara tepat).
Dampak Positif Paradigma Newton
Paradigma Newton
Revolusi Industri (Inggris, abad ke-17) dengan penemuan mesin tenun dan mesin cetak
Tahapan Industri
         Mekanisasi (abad ke-17)
         Energisasi (abad ke-18)
         Optimalisasi (abad ke-18 s.d. ke-19)
         Otomatisasi (abad ke-19 s.d. Ke-20)
Penciptaan Alam Semesta
         Ada dengan tidak sendirinya
         Sesuai dengan agama (alam semesta ada yang menciptakan)
Kehancuran Alam Semesta
         Beberapa milyard tahun yang akan dating
sesuai perhitungan waktu peluruhan neutron (inti atom)
    Sesuai dengan agama (alam semesta tidak kekal)
Dampak negative Paradigma Newton
         membentuk masyarakat yang sekularistik
         mengabaikan nilai-nilai religiusitas (mengabaikan unsur Tuhan karena merasa dapat memprediksi apa yang akan terjadi)
Puncak Konflik Agama dan Sains
         Charles Darwin pada abad ke-19 memunculkan bukunya The Origin of Species (hanya dengan ‘menjejer dan mengurutkan’ tulang tengkorak berusaha menghubungkan secara evolusioner)
         Temuan Darwin semakin memicu ketidakharmonisan hubungan antara ilmuwan (orang yang menekuni sains) dan agamawan (orang yang mendalami nilai dan ajaran Tuhan).
Masa Reda
Abad 20
         Muncul paradigma baru dalam ilmu pengetahuan
         mekanistik deterministik menjadi probabilistik relatifistik
Motor
         Heissenberg dan Scrodinger (Teori Mekanika Kuantum)
         Albert Einstein (konsep ruang-waktu dan energi)
Probabilistik relatifistik
         Sesuatu memiliki banyak kemungkinan alternatif pemecahan persoalan
         Melahirkan ilmu-ilmu baru seperti material science, mikro elektronika, kimia fisika kuantum, astrofisika, dll.
Perbedaan Paradigma dalam konsep energy-ruang-waktu
         Newton
Massa materi adalah kekal, ada dengan sendirinya dari dulu hingga sekarang (teori Steady State), sehingga ruang dan waktu adalah entitas yang terpisah
         Einstein
Ruang dan waktu adalah entitas yang terkait satu sama lain menjadi dimensi tersendiri yaitu dimensi ruang-waktu. Tanpa ada ruang maka tidak akan ada waktu
Hubungan Agama dan Sains Abad 21
         Simbiosis Mutualisme
         Konflik Berkurang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar